Pada saat ini mainan jadul mulai ditinggalkan, hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi. Anak-anak saat ini lebih suka memainkan mainan modern seperti game online, game console ataupunpun mainan-mainan yang tersedia di pusat perbelanjaan. Padahal mainan jadul lebih memberikan banyak manfaat, karena mainan jadul membuat anak-anak lebih banyak mengerakan tubuh mereka sehingga akan membuat tubuh mereka lebih sehat. Saat ini sudah sangat jarang kita menjumpai mainan anak laki-laki yang dibuat dari bambu di mainkan oleh anak-anak. Umumnya mainan ini menggunakan peluru yang dibuat dari kertas yang telah dibasahi ataupun dapat juga menggunakan kembang jambu. Mainan anak laki-laki ini dulu sering dimainkan anak berusia 6-13 tahun.
Anak memainkan mainan ini dengan kesan sedang dalam medan perang yang mengunakan senjata pistol. Serta peluru yang dibuat dari bahan yang tak berbahaya seperti kertas dan juga kembang jambu, sehingga mainan ini sangat aman. Apalagi anak ibu dapat membuatnya sendiri, yang hanya bermodalkan bambu serta panjang 20-30 cm.
Meriam bambu ataupun mercon umumnya orang-orang menyebutnya. Mainan ini umumnya dibuat dari bambu yang sudah tua dan tebal, agar tahan terhadap ledakan. Umumnya anak-anak desa sering memainkan mainan ini pada saat menjelang buka puasa. Meriam bambu ini berfungsi layaknya meriam, hanya beda bahan pemicunya saja. Meriam asli mengunakan bubuk mesiu sebagai pemicunya, sedangkan meriam bambu mengunakan minyak tanah ataupun karbit yang dicampur serta sedikit air.
Engrang ialah alat mainan tradisonal yang dibuat dari batang bambu. Mainan ini sudah tak asing lagi di Nusantara, meskipun di berbagai daerah dikenal serta nama yang berbeda-beda. Mainan engrang ini sangat unik karena untuk memainkanya diperlukan ketrampilan serta keseimbangan tubuh yang baik. Oleh karena itulah tak semua orang dewasa ataupun anak kecil dapat memainkan mainan ini. Gangsing Bambu ialah mainan benda putar seimbang yang dibuat dari bambu. Umumnya gangsing bambu ini dibuat mainan adu pukul, adu lama putar dan adu bunyi.
Layangan ialah mainan tradisonal yang sudah tak asing di Nusantara. Tak hanya anak-anak, umumnya orang dewasa pun sangat suka memainkan layangan. Mungkin ibu masih ingat waktu kecil suka sekali melihat anak mengejar layangan putus, anak itu akan terus mengejar layangan tersebut sampai dapat, walaupun kadang harus mengorbankan sendal jepit.
Ketapel dapat dimainkan secara individu ataupun berkelompok. Bila di mainkan secara berkelompok dapat serta cara saling berhadapan satu serta yang lainnya. Ketapel dibuat dari bambu serta memanfaatkan kelenturan bambu, sehingga dapat melontarkan peluru berupa kertas, kerikil kecil, ataupun lenca.